Kamis, 16 Oktober 2014

Destilasi Sederhana dan Destilasi Uap



(Destilasi Sederhana dan Destilasi Uap)











                                                                                                                 
Nurhayana (441412076)
Department of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Gorontalo State University
E-mail: nurhayana_s1kimia2012@mahasiswa.ung.ac.id   Report Received: 1, April, 2014





1.    Tujuan

Mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip kerja destilasi

2.    Dasar Teori

[1]Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya destilasi air laut memperoleh air murni.
[2]Perbedaan titik didih dari zatzat cair dalamcampuran zat cair tersebut sehingga zat(senyawa) yang memiliki titik didih terendahakan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah.
[3]Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik didih tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada kondensator (terjadi proses pendinginan) sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke dalam penampung atau disebut juga destilat. Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk mendidih.

[4]Ada enam jenis destilasi yang dikenal, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik. Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 200C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industriminyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 1500C. Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material padat  untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu/batu bara.
[5]Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Senyawa- senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing
[6]Destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Cara destilasi uap dapat digunakan untuk memisahkan; senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak dikehendaki, campuran berair yang mengandung garam-garanm anorganik terlarut, senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air misalnya orto-nitrofenol dan hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air. Dalam destilasi uap air keluar setelah kontak dengan bahan yang di destilasi merupakan campuran uap dari masing-masing komponen yang sebanding dengan volumenya.
[7]Destilasi uap umumnya digunakan untuk memurnikan senyawa organik yang terdestilasi uap (volatile), tidak tercampurkan dengan air, mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 1000C dan mengandung pengotor yang tidak atsiri (nonvolatile). Destilasi uap dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal. Pada pemanasan biasa kemungkinan akan terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut maka pemurnian dilakukan dengan destilasi uap. Dengan adanya uap air yang masuk, maka tekanan kesetimbangan uapzat kandungan kan diturunkan menjadi sama dengan tekanan bagian didalam suatu sistem, sehingga produk akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir. Destilasi uap juga suatu proses pemindahan massa kesuatu media massa yang bergerak.

Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptusminyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. 

[8]Pada proses destilasi, saat pemanasan cairan biasanya ditambahkan batu didih (boililng chips), untuk mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Batu didih yang berpori perlu diganti setiap kali akan melakukan destilasi kembali. Untuk destilasi hampa udara (vacum destilation), aliran udara melalui kapiler kedalam bagian bawah labu merupakan pengganti batu didih. Bahaya yang sering timbul dalam pendingin Leibig adalah kurang kuatnya selang air baik dari keran maupun yang menuju pipa pendingin. Lepasnya selang air dapat menyebabkan banjir dan proses pendinginan tidak berjalan dan uap cairan berhamburan kedalam ruangan laboratorium. Oleh karena itu, terutama untukdestilasi yang terus-menerus atau sering ditinggalkan, hubungan selang dengan keran dan pipa pendingin perlu diikat dengan kawat.
[9]Minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis. Sifat-sifat minyak atsiri antara lain; pada umumnya tidak dapat larut dalam air, umumnya mudah menguap atau bersifat eteris, mengandung senyawa terpen, tersusun dari senyawa yang rumit dan dapat larut dalam senyawa organik alkohol (etanol) pada umunya berwujud cairan kental.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu; (1) pengempaan (pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
[10]Teknologi produksi minyak atsiri yang banyak digunakan adalah destilasi uap yangdapat dilakukan dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan uap basah (destilasi uap-air) dan dengan uap “kering” (dry steam). Hidrodestilasi adalah teknik yang paling sederhana dan oleh sebab itu banyak produsen minyak atsiri yang menggunakan teknik tersebut. Destilasi uap-air adalah pernyempurnaan teknik hidrodestilasi. Destilasi dengan uap kering adalah teknik yang paling lanjut, danpaling hemat energi. Uap yang diperlukan destilasi diperoleh dari suatu generator yang tempatnya terpisah dari ketel tempat berlangsungnya proses destilasi. Teknik destilasi dengan uap kering belum banyak digunakan untuk proses produksi minyak atsiri di Indonesia.
Metode yang digunakan pada pengambilan minyak atsiri dari kayu manis pada praktikum ini adalah penyulingan uap langsung. Penyulingan ini dapat mengurangi kehilangan minyak akibat adanya sebagian uap yang mengembun di dalam bahan dan jatuh kembali ke dalam air seperti yang terdapat pada penyulingan uap-air, maupun penyulingan air. Alat destilasi uap terdiri dari sebuah ketel uap, ketel suling, dan kondensor. mKetel uap dan kondensor diisolasi dengan asbes gulung untuk menghindari kehilangan panas dari dinding ketel dan tutup. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
3.    Alat dan Bahan
3.1   Alat
Tabel 1. Alat yang Digunakan Beserta Fungsinya
No
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1
Erlenmeyer
Biasanya digunakan untuk tempat zat yang akan didestilasi.
2
Gelas Ukur

Berfungsi untuk mengukur volume larutan


3
Statif dan Klem

Sebagai penjepit, dan penyangga misalnya untuk menjepit kondensor dan penghubung
.

4
Kondensor

Pendingin untuk proses pengembunan
5
Labu Destilasi

Digunakan sebagai wadah larutan yang akan didestilasi
6
Termometer

Sebagai pengukur suhu

7
Neraca Analitik

Untuk menimbang massa suatu zat
8
Kaca Arloji

Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia dan untuk menimbang bahan-bahan kimia
9
Mortal dan Alu


Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.


10
Spatula

Untuk mengambil padatan yang akan ditimbang

11
Heater Mantle

Digunakan untuk memanaskan larutan pada labu destilasi


12
Selang

Sebagai tempat keluar masuknya air pada kondensor
3.2   Bahan
Tabel 2.  Bahan yang Digunakan Beserta Sifat Kimia dan Fisiknya
No
Bahan
Sifat fisik
Sifat kimia
1
H2O
-    Berupa cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau.
-    Titik didih 1000C
-    Titik lebur 00C (273.15 K)
-    Berat jenis : 0.998 gr/cm
-    Berat molekul : 18.0153 gr/mol
-    Memiliki keelektronegatifan yang lebih kuat daripada hidrogen.
-    Pelarut polar
-    Memiliki ikatan van der waals dan ikatan hidrogen

2
Batu Didih
-    Ukuran kecil
-    Bentuknya tidak rata
-    Berpori dan biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan
-    Terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon.
-    Meratakan panas
-    Menghindari titik didih lewat
3
Petroleum Eter
-    Titik Didih 30-700C
-    Berat jenis 0,6-0,8
-    Stabil
-    Pelarut nonpolar
3
Kayu Manis
-    Berbau harum
-    Berwarna coklat
-    Keras dihaluskan
-    Berasa pedas dan sedikit manis,
4.       Prosedur Kerja
4.1  
50 mL sampel
Destilasi Sederhana
 


-   Dimasukkan kedalam labu berleher dua
-   Ditambahkan 100 mL air dan beberapa batu didih
-   Dihubungkan dengan pendingin
-   Penangas dinyalakan
-   Dipanaskan labu sampai terjadi penguapan
-   Diamati dan dicatat suhu penguapan
-   Dicari nama senyawa sampel
Residu
Tetesan pertama terjadi pada suhu 840C dan konstan pada suhu 860C. Destilat ini adalah Petroleum Eter
           





4.2   Destilasi Uap
Kayu Manis 53 gr
                     



˗     Merangkai alat destilasi
˗     Memotong-motong sampel
˗     Memasukkan kedalam labu leher dua (labu destilasi)
˗     Memasukkan air kedalam erlemeyer yang sebagai   pembangkit uap
˗     Memasukkan beberapa batu didih kedalam erlemeyer yang berisi air
˗     Menghubungkan labu destilat dengan pendingin dan generator uap air.
˗     Memanaskan erlemeyer secara perlahan-lahan sampai mendidih sehingga uapnya masuk kedalam labu yang mengandung zat sampel (kayu manis)
˗     Menghentikan destilasi jika semua zat sampel telah terpisah dan tertampung dalam labu erlenmeyer sebagai penampung destilat.
Minyak atsiri yang masih bercampur pengotor dihasilkan = 21 mL
 



5.       Hasil Pengamatan dan Perhitungan
5.1   Destilasi Sederhana
Tabel 3. Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1


2
3
4
5

Menghubungkan labu destilasi dengan pendingin dan menghubungkan dengan generator uap air
Mengambil sampel 50 ml
Memasukkan sampel dalam labu berleher dua
Memanaskan labu destilasi
Mengamati suhu saat terjadi penguapan dan menentukanjenis larutan tersebut
Alat siap digunakan


Sampel berwarna keruh
Sampel tetap berwarna keruh
Sampel mulai menguap
Tetesan pertama terjadi pada suhu 840C dan konstan pada suhu 860C. larutan ini adalah petroleum eter
5.2   Destilasi Uap
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
2

3
4

5



6

Merangkai destilasi uap
Menimbang sampel kayu manis yang telah dihaluskansebanyak 53 gram
Memasukkan sampel kedalam labu destilasi
Memasukkan air kedalam erlenmeyer dan menambahkan batu didih
Memanaskan air yang ada dalam erlenmeyer



Mengamati minyak asitri yang terbentuk

Alat siap digunakan
Sampel berwarna coklat dan berbau harum
Sampel tetap
Air berwarna sedikit keruh

Uap air mengalir kedalam pesawat kit yang berisi sampel dan uap dari pesawat kit mengalir kedalam labu penampungan.
Terbentuk minyak asitri sebanyak 21 mL
6.       Pembahasan
Destilasi adalah pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik didih. Apabila titik didih dari suatu campuran yang akan dipisahkan rendah maka campuran itu akan mudah di distilasi. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
6.1   Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair.
Untuk melakukan proses destilasi ini, pertama-tama yaitu merangkai alat destilasi.Alat destilasi yaitu pemanas, kondensor, labu destilasi, termometer dan penghubung. Cara merangkai yaitu labu destilasi diletakkan di atas pemanas, kemudian dihubungkan dengan heater mantle (pemanas) dan kondensor (pendingin). Kondensor ini memiliki dua lubang tempat masuk dan keluarnya air, yang satu menghadap ke bawah dan yang lainnya menghadap ke atas. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair. Keluar masuknya air di kondensor ini melalui selang. Selain itu air akan mengalir terus tanpa terlebih dahulu memenuhi kondensor, jika air masuk (bersuhu rendah) dan uap larutan yang dipanaskan langsung bertemu di persimpangan penghubung, maka di bagian tersebut akan terjadi keretakan, bahkan kondensor akan pecah karena suhu tinggi bertemu dengan suhu rendah. Karenanya, posisi air masuk berada di tempat yang lebih rendah agar air masuk akan naik secara perlahan dan memenuhi kondensor terlebih dahulu. Rangkaian alat destilasi sederhana yaitu:
Gambar 1. Rangkaian Alat Destilasi Sederhana
Setelah itu, sampel diambil 50 mL dan dimasukkan kedalam labu destilasi. Sampel berwarna kekeruhan. Kemudian ditambahkan beberapa buah batu didih. Penambahan batu didih ini bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan (bumping) yang terjadi karena panas pada larutan yang tidak merata, akibatnya pada bagian yang lain larutan akan sangat panas dan terjadi letupan. Oleh karena itu batu didih yang ditambahkan akan meratakan pemanasan pada larutan. Batu didih ditambahkan sebelum pemanasan karena jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba yang bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jika batu didih akan dimasukkan di tengah-tengah pemanasan, maka suhu pemanasan larutan harus diturunkan terlebih dahulu.
Gambar 2. Sampel Larutan
Selanjutnya labu destilasi ditutup rapat dan dimasukkan termometer pada tutup labu melalui celah seukuran tertomometer. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Tujuan penutupan rapat ini agar  karena jika labu destilasi dalam keadaan terbuka, maka uap larutan yang dipanaskan akan langsung keluar dari labu destilasi. Jika hal ini terjadi, maka destilasi tidak bisa dilakukan, karena tidak ada uap yang akan diembunkan dan ditampung sebagai destilat.
Setelah selesai merangkai alat, destilasi mulai dilakukan dengan menyalakan heater mantle pada labu destilasi. Proses penguapan sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga dapat ditampung di labu destilat. Pada proses destilasi ini, destilat ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan karena diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni. Dari hasil pengamatan tetesan pertama destilat terjadi pada suhu 840C dan konstan pada suhu 860C. Setelah di identifikasi, larutan sampel ini ternyata adalah petroleum eter.
Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di persimpangan yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu uap senyawa yang diamati. Pada proses destilasi, penyimpangan pengukuran dapat terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan (superheating) serta kesalahan dalam penempatan pengukur suhu (termometer) tidak pada posisi yang benar.
6.2   Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 1000C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Tujuan dari destilasi uap ini adalah untuk mendapatkan minyak atsiri. Minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman, yang dalam percobaan ini digunakan kayu manis. Minyak atsiri sendiri dapat dibuat dengan cara pengempaan, ekstraksi pelarut dan destilasi.Dalam industri minyak atisiri dikenal tiga macam metode penyulingan yaitu (1) penyulingan dengan air (water distillation), (2) penyulingan dengan air-uap (water and steam distillation) dan (3) penyulingan dengan uap langsung (direct steam distillation).
Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah destilasi uap langsung. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam labu penyuling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari erlenmeyer yang berisi air mendidih (boiler) ke dalam labu penyulingan. Pertama-tama yaitu merangkai alat destilasi uap menggunakan seperangkat alat penyulingan yang terdiri dari sebuah penangas, labu penyulingan, dan kondensor. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
Gambar 3. Rangkaian Alat Destilasi Uap
Kulit kayu manis sebelum dimasukkan ke dalam labu penyulingan terlebih dahulu dilakukan pengecilan ukuran yang bertujuan membuka jaringan minyak sehingga waktu penyulingan dapat dipersingkat. Kemudian, erlenmeyer diisi dengan air yang akan diuapkan. Air yang ada pada erlenmeyer ditambahkan beberapa buah batu didih. Tujuan penambahan ini agar panas merata dan tidak terjadi letupan. Penambahan batu didih ini dilakukan pada larutan yang sudah hampir mendidih, karena akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba yang bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran.
Gambar 4. Sampel Kayu Manis
Selanjutnya proses penyulingan dilakukan dengan cara menghidupkan penangas, dan diamati terbentuknya minyak atsiri. Destilasi uap dilakukan dengan tekanan rendah, kemudian meningkat secara bertahap sampai pada akhir karena tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan dekomposisi pada minyak. Selama proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar labu harus dibuang secara periodik melalui keran pembuangan air untuk mencegah pipa uap berpori terendam, karena hal ini dapat menghambat aliran uap dari boiler ke labu penyulingan. Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak. Minyak atsiri yang masih bercampur dengan pengotor didapatkan sebanyak 21 mL. Air tersebut dapat dipisahkan dengan menyaring minyak menggunakan kain teflon/sablon. Pemisahan air juga dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengikat air berupa natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)  sebanyak 1% selanjutnya diaduk dan disaring. 
7.       Kesimpulan
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan.Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar akan tertinggal sebagai residu sedangkan destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Pada destilasi sederhana, didapatkan bahwa senyawa yang diberikan asisten adalah petroleum eter. Dan pada destilasi uap, didapatkan minyak atsiri dari kayu manis yang masih bercampur dengan pengotor sebanyak 21 mL.


Daftar Pustaka
Anonim. Destilasi. [Online] Tersedia http://repository.usu.ac.id/bitstream//Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Antula, Y. (2013). Laporan Destilasi Zat Cair. [Online] Tersedia http://yulichem123.blogspot.com/2013/08/laporan-akhir-destilasi-zat-cair-dasar_8.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Hafiyah. (2011). Laporan Praktikum Destilasi. [Online] Tersedia http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-destilasi.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Inggrid M,dan Harjoto D. Jurnal Destilasi Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmanii). Prahyangan : Universitas Katolik Prahyangan
Junaidi, D.dkk. Destilasi Uap. [Online] Tersedia http://www.suryadi.webege.com/web_documents/destilasi_uap_ppt.pdf. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Lukum, A, P. (2006). Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG.
Teaching, T. (2010). Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG.
Wiryawan A. (2008). Kimia Analitik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah.
Yilga. (2012). Pengolahan Kayu Manis Menjadi Minyak Atsiri. [Online] Tersedia http://yilgamunthe.blogspot.com/2012/05/pengolahan-kayu-manis-menjadi-minyak-atsiri.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Zakaria, Y. (2012). Laporan Akhir Separation Chemistry. [Online] Tersedia http://yustinapaadanya.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_12.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014








[1]Team teaching, Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Pemisahan Analitik, (Gorontalo : UNG, 2010) hal.1
[2]Darwin Junaidi, Destilasi Uap, (Online)
[3]Anonim, Destilasi, (Online)
[4]Hafiyah, Laporan Praktikum Destilasi, (Online)
[5]Yulianti Antula,Laporan Akhir Destilasi Zat Cair, (Online)
[6]Astin Lukum, Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik, (Gorontalo : UNG, 2006) hal.26-27
[7]Yustin Zakaria, Laporan Akhir Separation Chemistry, (Online) 
[8] Adam Wiryawan, Kimia Analitik, (Dirjen Pendidikan:Jakarta,2008), hal.32

[9]Yolgi, Pengolahan Kayu manis menjadi Minyak Atsiri, (Online)

[10]Maria Inggrid, Destilasi Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan Daun Kayu Manis, (Jurnal Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar