(Destilasi Sederhana
dan Destilasi Uap)
Nurhayana (441412076)
Department
of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Gorontalo State
University
E-mail: nurhayana_s1kimia2012@mahasiswa.ung.ac.id Report Received: 1, April, 2014
1.
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami cara penggunaan dan prinsip kerja
destilasi
2.
Dasar Teori
[1]Destilasi digunakan
untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap
ini adalah zat murni. Kemudian uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap
mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat dapat digunakan untuk memperoleh
pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya destilasi air
laut memperoleh air murni.
[2]Perbedaan titik
didih dari zat‐zat cair dalamcampuran zat cair tersebut
sehingga zat(senyawa) yang memiliki titik didih terendahakan menguap lebih
dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat
murni (destilat). Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air
kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah.
[3]Zat yang memiliki
titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik didih
tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah akan
masuk ke dalam pipa pada kondensator (terjadi proses pendinginan) sehingga akan
turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke dalam penampung atau disebut juga
destilat. Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi
fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan
uap membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik
didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan
tersebut. Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk
mendidih.
[4]Ada enam jenis destilasi yang dikenal, yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik. Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 200C
dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industriminyak
mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah. Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki
titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan
hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Destilasi vakum biasanya digunakan
jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati
titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 1500C.
Destilasi uap digunakan pada
campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C
atau lebih. Destilasi kering
merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material
padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan
untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu/batu bara.
[5]Destilasi sederhana
adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair
lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor
akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran
cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam
proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer,
pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung,
pembakar, kaki tiga dan kasa. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan
senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan
senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Senyawa- senyawa yang terdapat
dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing-masing
[6]Destilasi uap adalah
cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Cara destilasi uap dapat
digunakan untuk memisahkan; senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang
tidak dikehendaki, campuran berair yang mengandung garam-garanm anorganik
terlarut, senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air misalnya orto-nitrofenol
dan hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air. Dalam
destilasi uap air keluar setelah kontak dengan bahan yang di destilasi
merupakan campuran uap dari masing-masing komponen yang sebanding dengan
volumenya.
[7]Destilasi uap
umumnya digunakan untuk memurnikan senyawa organik yang terdestilasi uap (volatile),
tidak tercampurkan dengan air,
mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 1000C dan mengandung pengotor
yang tidak atsiri (nonvolatile). Destilasi uap dapat
dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal. Pada pemanasan biasa
kemungkinan akan terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut
maka pemurnian dilakukan dengan destilasi uap. Dengan adanya uap air yang masuk, maka tekanan kesetimbangan uapzat
kandungan kan diturunkan menjadi sama dengan tekanan bagian didalam suatu sistem,
sehingga produk akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir. Destilasi uap juga suatu proses pemindahan massa kesuatu media
massa yang bergerak.
Aplikasi dari
destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon
atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
[8]Pada proses
destilasi, saat pemanasan cairan biasanya ditambahkan
batu didih (boililng chips), untuk mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Batu didih yang berpori perlu diganti setiap kali akan melakukan destilasi kembali. Untuk
destilasi hampa udara (vacum
destilation), aliran udara melalui kapiler kedalam bagian bawah labu merupakan
pengganti batu didih. Bahaya yang sering
timbul dalam pendingin Leibig adalah kurang kuatnya selang air baik dari keran maupun yang menuju pipa pendingin. Lepasnya selang air dapat menyebabkan banjir dan proses pendinginan tidak berjalan dan uap cairan berhamburan
kedalam ruangan laboratorium. Oleh karena itu, terutama untukdestilasi yang
terus-menerus atau sering ditinggalkan, hubungan selang dengan keran dan pipa pendingin perlu diikat dengan kawat.
[9]Minyak atsiri
dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan
yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip
tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah,
biji, kulit kayu, bahkan
seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat
juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara
sintetis. Sifat-sifat minyak atsiri antara lain; pada umumnya tidak dapat larut
dalam air, umumnya mudah menguap atau bersifat eteris, mengandung senyawa
terpen, tersusun dari senyawa yang rumit dan dapat larut dalam senyawa organik
alkohol (etanol) pada umunya berwujud cairan kental.
Proses produksi
minyak atsiri dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu; (1)
pengempaan (pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction),
dan (3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling
banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan
mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang
diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh
dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
[10]Teknologi produksi
minyak atsiri yang banyak digunakan adalah destilasi uap yangdapat dilakukan
dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan uap basah (destilasi uap-air) dan dengan uap “kering” (dry steam).
Hidrodestilasi adalah teknik yang paling
sederhana dan oleh sebab itu banyak produsen minyak atsiri yang menggunakan teknik tersebut. Destilasi uap-air adalah
pernyempurnaan teknik hidrodestilasi.
Destilasi dengan uap kering adalah teknik yang paling lanjut, danpaling hemat
energi. Uap yang diperlukan destilasi
diperoleh dari suatu generator yang
tempatnya terpisah dari ketel tempat berlangsungnya proses destilasi. Teknik destilasi dengan uap kering belum banyak digunakan untuk
proses produksi minyak atsiri di
Indonesia.
Metode yang
digunakan pada pengambilan minyak atsiri dari kayu manis pada praktikum ini adalah penyulingan uap
langsung. Penyulingan ini dapat mengurangi kehilangan minyak akibat adanya
sebagian uap yang mengembun di dalam bahan dan jatuh kembali ke dalam air
seperti yang terdapat pada penyulingan uap-air, maupun penyulingan air. Alat destilasi uap terdiri dari sebuah ketel uap,
ketel suling, dan kondensor. mKetel uap dan
kondensor diisolasi dengan asbes gulung untuk menghindari kehilangan panas dari
dinding ketel dan tutup. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
3.
Alat dan Bahan
3.1 Alat
Tabel 1. Alat yang Digunakan Beserta
Fungsinya
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1
|
Erlenmeyer
|
Biasanya digunakan
untuk tempat zat yang akan didestilasi.
|
|
2
|
Gelas Ukur
|
Berfungsi untuk
mengukur volume larutan
|
|
3
|
Statif dan Klem
|
Sebagai penjepit,
dan penyangga misalnya untuk menjepit kondensor dan penghubung
.
|
|
4
|
Kondensor
|
|
Pendingin untuk
proses pengembunan
|
5
|
Labu Destilasi
|
|
Digunakan sebagai
wadah larutan yang akan didestilasi
|
6
|
Termometer
|
Sebagai pengukur
suhu
|
|
7
|
Neraca Analitik
|
Untuk menimbang massa
suatu zat
|
|
8
|
Kaca Arloji
|
|
Sebagai penutup
saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia dan untuk menimbang
bahan-bahan kimia
|
9
|
Mortal dan Alu
|
Menghaluskan zat
yang masing bersifat padat/kristal.
|
|
10
|
Spatula
|
|
Untuk mengambil
padatan yang akan ditimbang
|
11
|
Heater Mantle
|
Digunakan untuk
memanaskan larutan pada labu destilasi
|
|
12
|
Selang
|
Sebagai tempat
keluar masuknya air pada kondensor
|
3.2
Bahan
Tabel 2.
Bahan yang Digunakan Beserta Sifat Kimia dan Fisiknya
No
|
Bahan
|
Sifat fisik
|
Sifat kimia
|
1
|
H2O
|
- Berupa cairan yang tidak
berwarna dan tidak berbau.
- Titik didih 1000C
- Titik lebur 00C (273.15 K)
- Berat jenis : 0.998 gr/cm
- Berat molekul : 18.0153 gr/mol
|
- Memiliki keelektronegatifan yang lebih kuat
daripada hidrogen.
- Pelarut polar
- Memiliki ikatan van der waals dan ikatan
hidrogen
|
2
|
Batu Didih
|
- Ukuran kecil
- Bentuknya tidak rata
- Berpori dan biasanya dimasukkan ke dalam
cairan yang sedang dipanaskan
|
- Terbuat dari bahan
silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon.
- Meratakan panas
- Menghindari titik didih lewat
|
3
|
Petroleum Eter
|
- Titik Didih 30-700C
- Berat jenis 0,6-0,8
|
- Stabil
- Pelarut nonpolar
|
3
|
Kayu Manis
|
- Berbau harum
- Berwarna coklat
- Keras dihaluskan
|
- Berasa pedas dan sedikit manis,
|
4.
Prosedur Kerja
4.1
50 mL sampel
|
-
Dimasukkan kedalam
labu berleher dua
-
Ditambahkan 100 mL
air dan beberapa batu didih
-
Dihubungkan dengan
pendingin
-
Penangas dinyalakan
-
Dipanaskan labu
sampai terjadi penguapan
-
Diamati dan dicatat
suhu penguapan
-
Dicari nama senyawa sampel
Residu
|
Tetesan pertama
terjadi pada suhu 840C dan konstan pada suhu 860C. Destilat ini adalah Petroleum Eter
|
4.2
Destilasi Uap
Kayu Manis 53 gr
|
˗ Merangkai
alat destilasi
˗ Memotong-motong sampel
˗ Memasukkan
kedalam labu leher dua (labu destilasi)
˗ Memasukkan
air
kedalam erlemeyer yang sebagai pembangkit uap
˗ Memasukkan
beberapa batu didih kedalam erlemeyer yang berisi air
˗ Menghubungkan
labu destilat dengan pendingin dan generator uap air.
˗ Memanaskan
erlemeyer secara perlahan-lahan sampai mendidih sehingga uapnya masuk kedalam
labu yang mengandung zat sampel (kayu manis)
˗ Menghentikan
destilasi jika semua zat sampel telah terpisah dan tertampung dalam labu
erlenmeyer sebagai penampung destilat.
Minyak atsiri yang masih
bercampur pengotor
dihasilkan = 21 mL
|
5.
Hasil Pengamatan dan
Perhitungan
5.1 Destilasi Sederhana
Tabel 3. Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
2
3
4
5
|
Menghubungkan labu
destilasi dengan pendingin dan menghubungkan dengan generator uap air
Mengambil sampel
50 ml
Memasukkan sampel
dalam labu berleher dua
Memanaskan labu
destilasi
Mengamati suhu
saat terjadi penguapan dan menentukanjenis larutan tersebut
|
Alat siap
digunakan
Sampel berwarna
keruh
Sampel tetap
berwarna keruh
Sampel mulai
menguap
Tetesan pertama
terjadi pada suhu 840C dan konstan pada suhu 860C.
larutan ini adalah petroleum eter
|
5.2
Destilasi Uap
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
2
3
4
5
6
|
Merangkai
destilasi uap
Menimbang sampel
kayu manis yang telah dihaluskansebanyak 53 gram
Memasukkan sampel
kedalam labu destilasi
Memasukkan air
kedalam erlenmeyer dan menambahkan batu didih
Memanaskan air yang
ada dalam erlenmeyer
Mengamati minyak
asitri yang terbentuk
|
Alat siap
digunakan
Sampel berwarna
coklat dan berbau harum
Sampel tetap
Air berwarna
sedikit keruh
Uap air mengalir
kedalam pesawat kit yang berisi sampel dan uap dari pesawat kit mengalir
kedalam labu penampungan.
Terbentuk minyak
asitri sebanyak 21 mL
|
6.
Pembahasan
Destilasi adalah
pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik didih. Apabila titik didih
dari suatu campuran yang akan dipisahkan rendah maka campuran itu akan mudah di
distilasi. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari
zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang
memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
6.1 Destilasi Sederhana
Pada destilasi
sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer. Destilasi ini
digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair.
Untuk melakukan
proses destilasi ini, pertama-tama yaitu merangkai alat destilasi.Alat
destilasi yaitu pemanas, kondensor, labu destilasi, termometer dan penghubung.
Cara merangkai yaitu labu destilasi diletakkan di atas pemanas, kemudian
dihubungkan dengan heater mantle (pemanas) dan kondensor (pendingin). Kondensor
ini memiliki dua lubang tempat masuk dan keluarnya air, yang satu menghadap ke
bawah dan yang lainnya menghadap ke atas. Kondensor atau pendingin yang
digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah
dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air
dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak
dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut.
Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga
pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk
mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap
menjadi berwujud cair. Keluar masuknya air di kondensor ini melalui selang. Selain
itu air akan mengalir terus tanpa terlebih dahulu memenuhi kondensor, jika air
masuk (bersuhu rendah) dan uap larutan yang dipanaskan langsung bertemu di
persimpangan penghubung, maka di bagian tersebut akan terjadi keretakan, bahkan
kondensor akan pecah karena suhu tinggi bertemu dengan suhu rendah. Karenanya,
posisi air masuk berada di tempat yang lebih rendah agar air masuk akan naik
secara perlahan dan memenuhi kondensor terlebih dahulu. Rangkaian alat destilasi sederhana yaitu:
Gambar 1. Rangkaian Alat Destilasi Sederhana
Setelah itu, sampel
diambil 50 mL dan dimasukkan kedalam labu destilasi. Sampel berwarna kekeruhan.
Kemudian ditambahkan beberapa buah batu didih. Penambahan batu didih ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan (bumping) yang terjadi karena panas
pada larutan yang tidak merata, akibatnya pada bagian yang lain larutan akan
sangat panas dan terjadi letupan. Oleh karena itu batu didih yang ditambahkan
akan meratakan pemanasan pada larutan. Batu didih ditambahkan sebelum pemanasan
karena jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka
akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba yang bisa
menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jika batu didih akan dimasukkan di
tengah-tengah pemanasan, maka suhu pemanasan larutan harus
diturunkan terlebih dahulu.
Gambar 2. Sampel Larutan
Selanjutnya labu
destilasi ditutup rapat dan dimasukkan termometer pada tutup labu melalui celah
seukuran tertomometer. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses
destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan
untuk memperoleh destilat murni. Tujuan penutupan rapat ini agar karena
jika labu destilasi dalam keadaan terbuka, maka uap larutan yang dipanaskan
akan langsung keluar dari labu destilasi. Jika hal ini terjadi, maka destilasi
tidak bisa dilakukan, karena tidak ada uap yang akan diembunkan dan ditampung
sebagai destilat.
Setelah selesai
merangkai alat, destilasi mulai dilakukan dengan menyalakan heater mantle pada
labu destilasi. Proses penguapan sehingga komponen zat yang memiliki titik
didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati kondensor atau
pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga akan terkondensasi
atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga dapat ditampung
di labu destilat. Pada proses destilasi ini, destilat ditampung pada suhu tetap
(konstan). Hal ini dilakukan karena diharapkan akan diperoleh destilat yang
murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat
berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang didestilasi telah
berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah dapat
dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni. Dari hasil pengamatan
tetesan pertama destilat terjadi pada suhu 840C dan konstan pada
suhu 860C. Setelah di
identifikasi, larutan sampel ini ternyata adalah petroleum eter.
Pada destilasi,
untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus
sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di persimpangan
yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu uap
senyawa yang diamati. Pada proses destilasi, penyimpangan pengukuran dapat
terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan (superheating) serta kesalahan dalam
penempatan pengukur suhu (termometer) tidak pada posisi yang benar.
6.2
Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada
campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 1000C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Tujuan dari destilasi uap ini adalah untuk mendapatkan minyak
atsiri. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa
getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman,
yang dalam percobaan ini digunakan kayu manis. Minyak atsiri sendiri dapat dibuat dengan cara pengempaan,
ekstraksi pelarut dan destilasi.Dalam industri minyak atisiri dikenal tiga macam metode penyulingan yaitu (1) penyulingan
dengan air (water distillation), (2) penyulingan dengan air-uap (water and
steam distillation) dan (3) penyulingan dengan uap langsung (direct steam
distillation).
Pada praktikum kali
ini, metode yang digunakan adalah destilasi uap langsung. Penyulingan dilakukan dengan
mendidihkan bahan baku di dalam labu penyuling sehingga terdapat uap yang
diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh
dari erlenmeyer yang berisi air mendidih (boiler) ke dalam labu penyulingan. Pertama-tama
yaitu merangkai alat destilasi uap menggunakan seperangkat alat penyulingan
yang terdiri dari sebuah penangas, labu penyulingan, dan kondensor. Kondensor
berfungsi mendinginkan minyak.
Gambar 3. Rangkaian Alat Destilasi Uap
Kulit kayu manis sebelum dimasukkan ke dalam labu penyulingan terlebih dahulu dilakukan pengecilan ukuran yang
bertujuan membuka jaringan minyak sehingga waktu penyulingan dapat
dipersingkat. Kemudian, erlenmeyer diisi dengan air yang akan diuapkan. Air
yang ada pada erlenmeyer ditambahkan beberapa buah batu didih. Tujuan
penambahan ini agar panas merata dan tidak terjadi letupan. Penambahan batu
didih ini dilakukan pada larutan yang sudah hampir mendidih, karena akan
terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba yang bisa
menyebabkan ledakan ataupun kebakaran.
Gambar 4. Sampel Kayu Manis
Selanjutnya proses
penyulingan dilakukan dengan cara menghidupkan penangas, dan diamati
terbentuknya minyak atsiri. Destilasi uap dilakukan dengan tekanan rendah,
kemudian meningkat secara bertahap sampai pada akhir karena tekanan uap yang
tinggi dapat menyebabkan dekomposisi pada minyak. Selama proses penyulingan,
uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar labu harus dibuang secara
periodik melalui keran pembuangan air untuk mencegah pipa uap berpori terendam,
karena hal ini dapat menghambat aliran uap dari boiler ke labu penyulingan. Minyak
yang dihasilkan masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil air dan
kotoran yang terdispersi dalam minyak. Minyak atsiri yang masih bercampur
dengan pengotor didapatkan sebanyak 21 mL. Air tersebut dapat dipisahkan dengan
menyaring minyak menggunakan kain teflon/sablon. Pemisahan air juga dapat dilakukan dengan menambahkan zat pengikat
air berupa natrium sulfat anhidrat (Na2SO4) sebanyak 1%
selanjutnya diaduk dan disaring.
7.
Kesimpulan
Destilasi digunakan
untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan.Destilasi
sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat lain
dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar akan tertinggal
sebagai residu sedangkan destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan
memurnikan senyawa. Pada destilasi
sederhana, didapatkan bahwa senyawa yang diberikan asisten adalah petroleum
eter. Dan pada destilasi uap, didapatkan minyak atsiri dari kayu manis yang masih bercampur dengan pengotor sebanyak 21 mL.
Daftar Pustaka
Anonim. Destilasi. [Online] Tersedia http://repository.usu.ac.id/bitstream//Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Antula, Y. (2013). Laporan Destilasi Zat Cair. [Online] Tersedia http://yulichem123.blogspot.com/2013/08/laporan-akhir-destilasi-zat-cair-dasar_8.html. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Hafiyah. (2011). Laporan Praktikum Destilasi. [Online] Tersedia http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-destilasi.html. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Inggrid M,dan Harjoto D. Jurnal Destilasi
Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmanii).
Prahyangan : Universitas Katolik Prahyangan
Junaidi, D.dkk. Destilasi Uap. [Online] Tersedia http://www.suryadi.webege.com/web_documents/destilasi_uap_ppt.pdf. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Lukum, A, P. (2006). Bahan Ajar
Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG.
Teaching, T. (2010). Penuntun Praktikum
Dasar-dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG.
Wiryawan A. (2008). Kimia Analitik.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah.
Yilga. (2012). Pengolahan Kayu Manis Menjadi Minyak Atsiri. [Online] Tersedia http://yilgamunthe.blogspot.com/2012/05/pengolahan-kayu-manis-menjadi-minyak-atsiri.html. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Zakaria, Y. (2012). Laporan Akhir Separation Chemistry. [Online] Tersedia http://yustinapaadanya.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_12.html. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar